Minggu, 23 Januari 2011

Paving Polietilen, Mengganti Grass Block Mengatasi Banjir

Selama ini perkerasan di area taman dan carport banyak menggunakan material blok rumput atau grass block. Fungsinya adalah untuk mengalirkan air dari permukaan ke dalam tanah. Kini ada material lain yang lebih kuat, yaitu paving berbahan polietilen.
Grass block merupakan material perkerasan yang terbuat dari adukan semen dan pasir. Meskipun terbuat dari bahan padat, material ini dapat menyerapkan air melalui rongga yang terdapat di bagian tengahnya.
Selain itu, pada bagian tengahnya yang berongga, juga bisa ditanami rumput. Rumput yang tumbuh, selain dapat membuat area parkir menjadi hijau, juga dapat meningkatkan kualitas udara melalui O2 (oksigen) yang dihasilkan oleh rumput.

Paving Polietilen sebagai Alternatif
Meski terbuat dari beton (campuran semen dan pasir), grass block tidak memiliki kekuatan yang cukup tinggi untuk menahan beban berat, seperti mobil. Tak heran jika dipasang di area carport, material ini tidak bisa bertahan lama.
Sebagai alternatif, kini tersedia material paving terbuat dari bahan HDPE (high density polyethylene). Material ini memang relatif baru di Indonesia. Bentuk fisiknya menyerupai sarang lebah (honeycomb) berukuran 50 cm x 50 cm dan tinggi 4 cm. Untuk keperluan 1 m2 diperlukan 4 buah panel paving polietilen.
Mencegah Banjir
Produsen paving HDPE, Guttagarden, yang bermarkas di Italia, mengklaim bahwa paving HDPE mampu menyerapkan air hingga 90%. Dengan daya serap airnya yang cukup tinggi, paving HDPE cukup ideal untuk mencegah banjir dan menjaga keseimbangan permukaan air tanah.
Selain itu, paving berbahan HDPE ini mampu menahan beban hingga 150 ton/m2. Ini berarti, selain dapat digunakan sebagai lantai carport, juga cocok untuk lantai parkir publik dengan arus lalu lintas yang rutin atau high traffic.
Bagian paving polietilen yang berongga juga dapat ditanami rumput hijau. Hal ini bisa menambah asri lahan parkir di rumah.
Memasang Paving Polietilen
Memasang paving HDPE sedikit berbeda dengan grass block. Pada paving HDPE, tanah harus digali lebih dahulu sedalam lebih kurang 31 cm. Di atas permukaan tanah, diberi batu kerikil setebal 30 cm (untuk high traffic atau cukup 15-20 cm untuk pejalan kaki).
Setelah permukaan kerikil cukup rata, di atasnya diberi lapisan geotexttile (lembaran kain khusus berpori) dan diikuti lapisan pasir halus setebal 5-7 mm. Terakhir, menanam rumput pada rongga yang telah diisi campuran tanah dan pupuk.
Di Indonesia, paving HDPE didistribusikan oleh PT Atap Teduh Lestari dengan merek Guttagarden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar