Sebagai elemen dekoratif, kaca inlay memiliki nilai seni yang tinggi. Tetapi tak banyak yang tahu, elemen ini dapat juga digunakan sebagai penghalau atau insulasi panas. Bagaimana cara kerjanya? Untuk tahu cara kerjanya, maka kita perlu tahu lapisan penyusunnya.
Jika diuraikan satu persatu, produk kaca inlay ini memiliki 3 lapis utama. Lapis yang pertama adalah kaca dasar. Yang kedua adalah kaca motif yang menempel pada kaca dasar yang kemudian ditutup dengan kaca dasar lagi sebagai lapis ketiga.
Antara kaca dasar bermotif dengan lapis ketiga terdapat ruang kosong. Ruang kosong inilah yang berfungsi sebagai toleransi pemuaian kaca sekaligus untuk menginsulasi panas, sehingga udara panas akan terjebak di dalamnya. Akibatnya, suhu ruang yang menggunakan kaca inlay dapat ditekan.
Banyaknya lapisan dan rumitnya cara pembuatan ternyata berbanding terbalik dengan aplikasi dan perawatannya. Hanya dibutuhkan sebuah bingkai (frame), biasanya berbahan UPVC, aluminium, kayu, batu alam, atau besi, sebagai “pegangan”.
Setelah terpasang, kerajinan kaca inlay cukup dibersihkan secara rutin agar terhindar dari debu. “Hanya saja hindarkan kaca dari segala bentuk benturan,” saran Wiguno Wiranto, pemilik perusahaan Inlay Aldira Glass yang mengklaim sebagai produsen pertama.
Risiko yang besar saat proses pembuatan dan pengiriman tentu berdampak pada harga. Untuk setiap meter persegi, inlay Aldira Glass mematok harga di kisaran Rp 2 juta – Rp 8 juta. Harga ini sudah termasuk biaya desain dan pemasangan. Untuk produk yang bernilai seni tinggi, minim perawatan, dan tidak pasaran, harga ini pun menjadi masuk akal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar