Jendela nako sering dianggap sudah ketinggalan jaman. Tapi tidak demikian dengan jendela nako pada desain fasad rumah ini. Susunan kaca nako pada jendela pernah sangat populer pada tahun 80-an. Dalam sebuah rumah setidaknya ada satu bagian yang dilengkapi jendela nako. Namun seperti halnya tren fashion masa lalu yang selalu populer kembali, tren arsitektur pun demikian. Arsitek Ir. Andra Matin telah mencoba mendaur ulang kembali fungsi kaca nako dengan sentuhan kekinian.
Fasad Tertutup untuk Lantai Bawah
Rumah yang terletak di daerah Lebak Bulus ini punya konsep fasad yang sederhana. Perancangnya ingin menjadikan rumah ini sebagai tempat yang privat sekaligus bangunan yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
Lantai bawah yang lebih mudah dicapai orang terwujud dalam fasad yang lebih tertutup. Tujuannya agar ruang-ruang di dalamnya memiliki privasi yang tinggi. Fasad tertutup ini berupa pintu-pintu panel, yang ketika ditutup akan lebih menyerupai dinding ketimbang pintu. Kendati terkesan tertutup, sebagian besar lantai bawah berupa panel yang dapat dibuka. Menurut pemiliknya, rancangan seperti ini cukup memudahkan pemilik rumah bila ingin mengadakan acara-acara keluarga.
Nako, Sosialisasi dengan Lingkungan
Fasad lantai atas sebagian besar terdiri dari kaca-kaca nako yang terbuka, semi transparan, dan merupakan simbol sosialisasi dengan lingkungan. Meski begitu, ruang-ruang di dalamnya tetap privat sebab kaca yang digunakan sebagian besar jenis kaca yang tidak bening (kaca es). Selain itu kamar-kamar di balik kaca nako dipasangi gorden.
Secara estetis, penggunaan kaca nako di lantai atas ini berlaku sebagai penyeimbang massa lantai bawah yang masif. Alasan pemilihan kaca nako karena nako merupakan material yang fungsional, mudah penggunaan maupun perawatannya. Dengan adanya fleksibilitas sudut bukaan, pengguna dapat mengatur besar bukaannya.
Apakah Masih Perlu AC?
Ventilasi dalam rumah ini tercipta dengan baik berkat jendela nako. Ketika seseorang berada di dalam ruang, kesejukan akan terasa karena udara selalu dapat mengalir. Di lingkungan yang bersih seperti lokasi rumah ini, pada pagi dan sore hari penghuni rumah tidak lagi memerlukan pendingin ruangan (AC).
Lain halnya bila lokasi rumah berada di daerah padat yang panas, berdebu, dan tingkat polusinya tinggi. Tentu AC tetap akan diperlukan. Di rumah ini, penghuninya menggunakan AC hanya pada saat istirahat di malam hari, yakni ketika semua jendela harus ditutup (alasan keamanan). Selain itu, udara luar di malam hari juga kurang baik untuk kesehatan.(mya)
Struktur Jendela Nako
Dilihat dari sisi desain, alasan pemakaian jendela nako pada rumah ini adalah sebagai penyeimbang dari fasad lantai bawah yang masif dan tertutup. Kaca-kaca nako pada lantai atas menggunakan produk louvre windows dari Dicky Premium (produsen kaca nako). Di sini digunakan kaca dalam jumlah besar (sekitar 1.800 daun) sehingga hampir menutupi seluruh permukaan dinding.
Struktur utama nako menggunakan struktur aluminium—fabrikasi powder coating putih. Struktur seperti ini memang sudah sering dipakai sebagai konstruksi vertikal nako. Sedangkan untuk perkuatan horizontal, perancang menggunakan plat besi setebal 10 mm yang dipasang menempel ke balok, kemudian di-finishing zyncchromate dan cat.
LOKASI: KEDIAMAN IBU YAHYA, LEBAK BULUS, JAKARTA
FOTO: TNR, DOK. ANDRA MATIN ARCHITECT & PARTNERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar